Selasa, 04 Oktober 2011

Upacara Melasti


Upacara Melasti 1933 Saka

Sambut perayaan hari raya Nyepi setiap tahun umat Hindu selalu menggelar Upacara Melasti. Di Blitar Raya pelaksanaannya dipusatkan di kawasan Pantai Jolosutro, Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates. Setiap tahun, sekitar delapan ribu umat Hindu dari Blitar Raya tumplek blek mengikuti upacara yang dilaksanakan untuk pembersihan buana agung (alam semesta) dan buana alit (manusia) dalam perayaan hari raya Nyepi 1933 Saka ini. Tahun ini Nyepi mengambil tema ‘Dengan melaksanakan Catur Brata Nyepi, kita wujudkan kehidupan yang harmonis, damai, dan sejahtera’.

Upacara yang dimulai pukul 07.00 itu dipimpin langsung oleh Singgih Pandita Suta Nirmala. Ribuan umat itu datang dari 12 kecamatan yang ada di Blitar Raya. Untuk mengikuti sembahyang itu, umat membawa Joli Jempana, yang merupakan simbol Betara (dewa-dewi) yang bersemayam dalam pura masing-masing. Itu merupakan tanda bahwa Betara juga diajak untuk hadir dalam upacara Melasti itu. Diawali dengan percikan Tirta Panglukat (pembersihan) saat memasuki area sembahyang, umat segera menempati hamparan pasir Jolosutro itu. Sedangkan Joli Jempana harus disentuhkan dengan air laut terlebih dahulu sebelum di letakkan di panggung depan tempat sembahyang. Dalam sembahyang itu, pandita memohon Tirta Amerta Suci kepada Sang Hyang Widhi sebagai simbol anugerah bagi umat Hindu.

Setelah melaksanakan sembahyang, selanjutnya acara larung sesaji yang bertujuan untuk menghormati Sang Hyang Baruna yang menguasai laut. Usai larungan, umat langsung kembali ke tempat sembahyang masing-masing untuk mengikuti persembahyangan Tri Sandhya dan Kramaning Sembah. Yang dilanjutkan dengan pemercikan Tirta Wasuhpada. Nah, percikan air itulah yang disimbolkan umat untuk mensucikan lahir dan bathin. Umat Hindu diharuskan mendapatkan percikan air itu sebelum meninggalkan area sembahyang, sebab itu merupakan isi dari Melasti, yakni pembersihan buana agung dan buana alit.

Sehingga saat melaksanakan Catur Brata Nyepi pada perayaan hari raya Nyepi sudah dalam keadaan suci.Harapannya, dengan dilaksanakannya upacara Melasti, umat manusia bisa menjalani hidup ini dengan tenang, tentram dan bahagia. Sekitar pukul 11.30, setelah sembahyang selesai umat segera membubarkan diri, meski hujan kembali mengguyur setelah berhenti beberapa waktu pada saat larungan. Untuk peringatan tahun baru 1933 Saka, Upacara Melasti dilaksanakan pada 26 Februari 2011 lalu.

persiapan larung sesaji

larung sesaji

pemercikan Tirta Wasuhpada



Tidak ada komentar:

Posting Komentar