Selasa, 11 Oktober 2011

'Badai Pasir' Melanda Blitar




BLITAR - Puluhan mobil yang melintasi Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi siang tadi sekitar pukul 11.00, terjebak badai pasir. Peristiwa itu terjadi menjelang rombongan pejabat hendak mendekati sebuah peternakan sapi perah yang sangat besar pada ketinggian 900 mdpl di lereng Gunung Butak. Sebab rombongan yang terdiri dari puluhan mobil itu melintasi jalanan tanah yang sangat kering. Praktis begitu melintasi jalanan itu, debu-debu beterbangan dan menghalangi penglihatan kendaraan yang ada di belakang. Sekilas dari mobil yang berada paling belakang, rombongan mobil yang ada di depan tampak seperti memasuki badai pasir. Satu persatu mobil menghilang begitu memasuki pekatnya debu yang menghalangi pandangan mata.

Namun setelah melewati badai pasir itu, rasa lelah terbayar dengan pemandangan hamparan pohon pinus dan perkebunan teh di Perkebunan PTPN XII Bantaran bagian Sirahkencong pada ketinggian 1.075 mdpl. Meski terik matahari menyengat, udara dingin langsung menyambut begitu berada di dekat pepohonan yang rindang. Hahahaha,.sudah lama tidak merasakan kedinginan. Sayang karena ikut rombongan, jadi tidak bisa tinggal menikmati dinginnya malam Sirahkencong. Untuk saat ini, jalur menuju Sirahkencong melalui Desa Tegalasri dan Desa Ngadirenggo, Wlingi dan pulang melalui jalur perkebunan Kawisari dan Desa Semen, Gandusari masih memberikan sensasi pegal linu. Namun itulah yang menjadi tanda pengingat tidak menghilangnya kenangan dari Sirahkencong, meski telah menjejakkan kaki untuk kesekian kalinya. Mantab!!!!!

Memang kondisi jalan makadam yang terjal dengan efek pegal linu yang masing-masing jalur mencapai panjang 11 km dan hanya sebagian yang sudah diaspal,  tidak semua orang bisa menikmatinya. Maka dari itu agar keindahan alam itu bisa dinikmati semua orang, Pemkab Blitar berencana membangun akses menuju 'mutiara hijau' yang tersembunyi di ujung utara Kecamatan Wlingi. Ayooo pak kami tunggu realisasi janjimu,.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar