Rabu, 12 Desember 2012

Ayooo Dirikan Rumah Perangko Indonesia di Blitar !!!



Cepat Terwujud Yaaa Rumah Perangko Indonesia

Apresiasi penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Karno, diungkapkan dengan cara yang unik di Blitar. Tepat pada tanggal 12-12-2012, dilakukan pelekatan perangko pertama bergambar Bung Karno untuk mewujudkan kolase Peta Indonesia. Peta itu disusun dari sekitar 100 ribu lembar perangko bergambar Presiden Pertama RI ini. Bertempat di Pendapa Kabupaten Blitar, agenda ini dimulai pukul 12.12 WIB. Selain itu, agenda ini juga sebagai awal untuk mewujudkan Rumah Perangko Indonesia di Blitar. Selamat berjuang!!!


Rabu, 05 Desember 2012

Jadah Bakar Pak Erham...Mantab


Kriuk-kriuk,.Jadah e Enak sing Gosong

Pasar Kesamben di malam hari menyajikan makanan tradisional yang sangat enak. Jadah Bakar di warung Pak Erham (65), layak dijadikan tujuan kuliner malam hari. Jadah bakar atau ada yang menyebutnya tetel bakar bisa menjadi teman penghangat di malam hari. Warung ini sudah ada sejak 15 tahun yang lalu, atau tepatnya di pojok Pasar Kesamben, yang berada di tepi jalan utama Blitar - Malang.
 

Selasa, 04 Desember 2012

Panjat Pinang..Clurat-Clurut


Plurutan Jambe..lek gak salah

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam 1434 Hijriah, salah satunya seperti yang dilakukan warga di Kelurahan/ Kecamatan Garum. Mereka menggelar lomba panjat pinang, yang bisa memupuk rasa gotong royong dan kebersamaan di tengah masyarakat. Ratusan warga memadati salah satu ruas jalan di Lingkungan Combong, untuk melihat warga lainnya mengikuti lomba panjat pinang. Ada dua batang pinang yang menjulang tinggi, yakni bagi peserta dewasa dan remaja, dengan tinggi sekitar 7,5 meter dan 4,5 meter. Sebagai pelicin pada batang pinang diberi oli bekas dan stempet. Para peserta sangat antusias, sebab jika bisa menggapai mereka berhak memilih hadiah yang ada sesuai jumlah peserta dalam satu tim.


Sabtu, 10 November 2012

Shinta Obong..Mantab


Bukti Kesetiaan Shinta Pada Rama

Festival Bumi Penataran 2012, pada 7-8 November menampilkan sendratari Shinta Obong, yang mengisahkan keteguhan Dewi Shinta terhadap Sri Rama. Pada pementasan di Kawasan Wisata Candi Penataran, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok itu juga ditampilkan upaya Anoman untuk membebaskan Shinta dari tangan Rahwana. Meski sempat diculik Rahwana, Shinta tetap mampu menjaga kesuciannya. Hal itu dibuktikan dengan dibakarnya tubuh Shinta, namun tidak mempan oleh bara api. Utuhnya tubuh itu merupakan bukti tetap suci dan setianya Shita terhadap Rama. 

Rabu, 07 November 2012

Telaga Pacuh..Adeeeemee...


Enaknya Ngadem di Blitar Utara

Wisata Alam Paco (WAP), berada di Dusun Pacuh, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok. Lokasi hutan lindung ini mulai dikembangkan sejak Maret 2011 lalu. Lahan seluas 5,21 hektar itu terdapat hutan lindung dan sumber air yang membuat hawa sejuk menyelimuti lokasi wisata di Blitar utara ini. Hingga saat ini, masih terdapat banyak pohon karet bolu yang berumur ratusan tahun. Selain itu juga terdapat Telaga Pacuh, sumber air seluas sekitar satu hektar yang banyak dimanfaatkan pengunjung untuk memancing. Biasanya lokasi yang masuk wilayah PT Perkebunan Nusantara XII Bantaran afdeling Penataran ini ramai setiap akhir pekan.

Sabtu, 03 November 2012

Susu Etawa untuk Kesehatan


Susu Etawa untuk Kesehatan

BLITAR – Memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, keberadaan susu kambing etawa dilirik para peternak untuk dibudidayakan. Bagi peternak, kambing etawa atau peranakan etawa (PE) sama-sama memiliki prospek penjualan yang sangat bagus. Selain kualitas susu dibandingkan dengan susu lain, manfaat bagi kesehatan yang ditimbulkan dari efek konsumsi susu etawa, menjadi alasan budidaya kambing dengan postur besar ini.

Jumat, 26 Oktober 2012

Gua Jambangan..Bagian Migrasi Manusia Kuno


Upaya Rekonstruksi Migrasi Manusia Kuno di Blitar Selatan

Pada 23-25 Oktober 2012, Gua Jambangan yang berada di Dusun Jambangan, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan menjadi lokasi ekskavasi 20 mahasiswa Departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ekskavasi tiga hari itu menemukan fragmen tembikar di dalam gua. Temuan peninggalan kehidupan masa lalu itu semakin memperjelas sejarah migrasi dan budaya manusia kuno di kawasan ini.

Minggu, 21 Oktober 2012

Bendungan Ngusri, Penyejuk Perkebunan Kopi


Segernyoooo...Khas Blitar Utara

Bendungan Ngusri berada di wilayah Perkebunan Kopi Ngusri, yang berada di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari. Biasanya lokasi ini ramai dikunjungi setiap hari Minggu, untuk menghabiskan akhir pekan. Dari Kota Blitar, lokasi ini berjarak sekitar 25 km arah timur laut, atau berada di lereng Gunung Kelud. Selain ramai dikunjungi pada akhir pekan, lokasi perkebunan ini juga bisa dimanfaatkan untuk perkemahan dan agenda diklat ekstrakurikuler sekolah. Untuk faktor keamanan kunjungn yang biasa dilakukan pada pukul 08.00 hingga 16.00, pengunjung diharapkan melapor di pos keamanan perkebunan yang berada di pintu gerbang. Lokasi bendungan, selian bagus digunakan untuk objek foto juga menjadi salah satu jalur adventure motor trail.

Rabu, 17 Oktober 2012

Mantab..Kirab Pusaka Haul Eyang Djoego ke 142


Eyang Djoego pendiri Desa Jugo

Tahun ini, Haul Eyang Djoego ke 142 di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, berlangsung mulai Jumat (12/10) hingga Minggu (14/10). Salah satu agenda haul adalah kirab pusaka Eyang Djoego menyusuri jalan desa sekitar dua kilometer, mulai dari Makam Eyang Tundonegoro dan Eyang Dawoed, menuju Pesarehan Eyang Djoego. Setelah tiba di Pesarehan Eyang Djoego, pusaka segera dimasukkan ke tempat semula dan para sesepuh mendoakan para leluhur. Sementara itu, masyarakat berebut tumpengan dan air yang dipercaya membawa berkah. Tahun ini, sebanyak 15 pusaka yang terdiri dari capil, tongkat, payung, tombak, keris, dan pedang yang dikirab.

Jumat, 12 Oktober 2012

Sejuknya Telaga Nyunyur


Mak Nyusss di Nyunyur

Telaga Nyunyur atau biasa masyarakat menyebut Blumbang Gede ini berada di Desa Soso, Kecamatan Gandusari., lokasinya sekitar 5 km arah utara Wlingi. Dengan udara yang sejuk di lereng Gunung Kelud, lokasi ini biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari ikan dan menghabiskan akhir pekan. Lumayan juga untuk tempat refreshing setelah sepekan bekerja, karena lokasinya yang jauh dari jalan raya dan sangat minim polusi udara. Dengan latar belakang pemandangan Gunung Kelud yang berada di sisi utara telaga, lokasi ini juga bagus untuk ceprat-cepret-ceprut. Monggo mampir Nyunyur.

Minggu, 23 September 2012

Khoul ke 55...Penemu Ikan Mujair


Mbah Mudjair, semoga jasamu selalu dikenang

Inilah pria asal Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, yang memiliki jasa besar bagi dunia perikanan saat ini. Siapa yang tak kenal dengan ikan Mujair, namun sangat sedikit yang mengenal siapa pria dengan nama Mudjair yang lahir pada tahun 1890 silam ini. Bahkan ada yang berkomentar, kok namanya mirip ikan Mujair. Hehehehe,,.karena beliau memang penemu ikan Mujair 76 tahun silam. Tahun ini untuk peringati jasa penemu ikan Mujair, masyarakat Desa Papungan, gelar Khoul ke 55 tahun Mbah Mudjair. Beliau sendiri meninggal pada 7 September 1957. Acara sederhana ini digelar sederhana di kompleks makam beliau, di pemakaman umum Desa Papungan. Minggu, 23 September 2012 sekitar pukul 13.00, tokoh masyarakat dan warga yang tergabung dalam Paguyuban Peduli Mudjair-Blitar, meramaikan acara sederhana ini. Tujuannya tak lain untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan sang pelopor untuk membentuk masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Selasa, 11 September 2012

Monumen Ngeni,.kinyis-kinyis


Monumen Ngeni

Tugu peringatan pelacakan AMPI Route Operasi Trisula ke II dan Surat Perintah Sebelas Maret 1984, pelaksana LKMD. Diresmikan pada tanggal 21 April 1984 oleh CT Kepala Desa Ngeni Moesnal. Tugu ini berada di simpang tiga Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto, atau tepatnya berada di kawasan Pasar Ngeni. Saat ini, tugu peringatan itu masih kinyis-kinyis karena baru dilakukan pengecatan sehingga mempercantik pemandangan di pertigaan pasar. Jarak terdekat adalah melintas hutan Jati dari Sutojayan ke selatan.

Minggu, 09 September 2012

Wow, Pameran Keris, Mantab!!!


Keris, Warisan Budaya Dunia

Peringati Hari Jadi ke-688 Kabupaten Blitar dan HUT Kemerdekaan RI ke-67 RI, digelar pameran keris dan pusaka lainnya pada 1-4 September 2012 di Pendapa Kabupaten Blitar. Selain koleksi Bupati Blitar, juga ada koleksi Paguyuban Pecinta Keris, Pusaka, Tosanaji (Panji) Blitar. Ada ratusan keris yang dipamerkan serta lukisan koleksi pribadi bupati dari berbagai seniman. Pameran ini sebagai bentuk nguri-nguri budaya terhadap warisan budaya bangsa.

Sabtu, 08 September 2012

Wuik,.Randu Alas, Besar Sekali


Randu Alas

Pohon Randu Alas, adalah pohon raksasa yang dimiliki oleh Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, selain Pantai Pangi dan Goa Embultuk. Randu Alas adalah sebutan masyarakat setempat terhadap pohon dengan nama latin Ceiba Pentandra ini. Umur pohon raksasa ini diperkirakan sudah mencapai ratusan tahun, sejak perkampungan di Blitar Selatan ini masih berupa hutan lebat. Saat ini, pohon raksasa ini menjulang tinggi di pinggir perkampungan. Ukurannya, batang bawah berdiameter sekitar 5 meter dan tinggi mencapai 30 meter. Di desa itu, pohon raksasa itu merupakan satu-satunya. Lokasinya tak jauh dari Kantor Desa Tumpakkepuh, sekitar 35 km ke selatan dari pusat Kota Blitar. Dari kantor desa langsung ke selatan sekitar 100 meter kanan jalan.

Jumat, 07 September 2012

Istana Gebang, Rumah Masa Kecil Bung Karno


Istana Gebang

Rumah bersejarah yang pernah ditinggali Bung Karno pada masa mudanya ini terletak di Jalan Sultan Agung, Kota Blitar. Tepatnya berada di Kelurahan/ Kecamatan Sananwetan, dan lokasinya juga masih berada di tengah Kota Blitar. Di rumah ini Soekarno kecil tinggal bersama kedua orang tuanya, yakni Raden Soekeni Sosrodiharjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Selain dengan sebutan Istana Gebang, masyarakat setempat juga ada yang menyebutnya Rumah Bu Wardjojo. Karena rumah ini memang milik pasangan suami istri Poegoeh Wardjojo dengan Soekarmini. Soekarmini sendiri merupakan kakak kandung Soekarno.

Rabu, 08 Agustus 2012

Dua Bintang Empat di Blitar


Ndan,.Kapan Pulang Kampung Bareng Lagi???

Foto bareng Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dengan Kapolri Jendral Timur Pradopo ini adalah saat keduanya pulang kampung ke Blitar, 12 Januari lalu di rumah kakak kandung Agus di Jalan Mayang Tengah, Kelurahan/ Kecamatan Sukorejo. Agus saat itu nyekar ke makam kedua orang tuanya, yakni Raden Musali Mangoendipoero dan Masijem. Terakhir kali, Agus pulang kampung Minggu, 22 Juli lalu dalam rangka nyekar. Pada Januari lalu, kedatangannya ke Blitar ditemani Timur, yang juga mengunjungi keluarga besarnya di wilayah Selopuro. Agus dan Timur yang kelahiran Blitar ini bisa menjadi contoh, bahwa Blitar mampu menghasilkan pemimpin nasional di negeri ini.

Selasa, 07 Agustus 2012

Selamat Hari Jadi ke-688 Kab. Blitar


Selamat Hari Jadi ke-688 ya....

Bertepatan dengan Ramadan 1433 Hijriah, peringatan Hari Jadi Kabupaten Blitar ke 688 lebih sederhana. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ratusan pasukan pengawal mengiringi kirab pataka (panji) dan pustaka (kitab) sejarah Kabupaten Blitar. Paling depan adalah Manggala Yudha diikuti pasangan raja dan permaisuri zaman Majapahit. Juga ada prawiro utomo yang mengawal jalannya kirab. Dibelakangnya, pasukan pembawa foto-foto mantan bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Blitar sejak berdiri pertama kali. Selain itu, juga dikirab tumpeng lanang-wadon dan diikuti bhayangkara-bhayangkari serta pager bagus dan pager ayu.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Satryoko, Pelukis 22 Lukisan Bung Karno Berbahan Pasir

Pengagum BK : Satryoko dengan lukisan BK karyanya.

Biar Hasilnya Beda, Ambil Pasir di  7 Tempat 

Bentuk penghormatan atas jasa-jasa Presiden pertama RI Soekarno, terhadap bangsa Indonesia, bisa ditunjukkan dengan berbagai cara. Seperti yang dilakukan seniman Blitar, Satryoko, 30, asal Desa Sukorame, Kecamatan Binangun ini. Dalam Haul ke-42 Bung Karno (BK) kemarin, dia melukis 22 lukisan Sang Proklamator dengan bahan pasir.

Yanu Aribowo, Blitar

Sebagai wujud kecintaan warga negara terhadap Bapak bangsa Indonesia, ini bisa ditunjukkan melalui berbagai hal positif. Salah satunya melalui seni lukis. Sejak Selasa (19/6) lalu di halaman Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Kota Blitar, Satryoko menggelar pameran tunggal lukisan Bung Karno. Ada 22 lukisan yang dipamerkan di akses utama menuju perpustakaan tersebut. Setiap hari tak sedikit pengunjung dari berbagai kota yang menyempatkan untuk melihat hasil karya Satryoko. 

Jumat, 03 Agustus 2012

Ulat Hongkong, Si Kuning yang Menjanjikan


Si Kuning yang Menjanjikan 

BLITAR – Bagi pencinta burung berkicau, khususnya yang pemakan ulat, tentu tidak asing lagi dengan ulat Hongkong. Meski agak menjijikan, namun ternyata prospek bisnis ulat ini cukup menjanjikan. Bahkan pangsa pasar ulat ini cukup bagus dan luas, mulai Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Inilah yang membuat beberapa warga tertarik untuk membudidayakan ulat dengan nama lain meal worm atau yellow meal worm ini. Seperti yang dilakukan beberapa warga di Kelurahan Satriyan, Kecamatan Kanigoro. Beberapa tahun terakhir, budidaya ulat sudah menjadi salah satu penghasilan yang menjanjikan, khususnya bagi warga yang memahami peluang usaha tersebut. Di kelurahan tersebut setidaknya ada empat warga yang menggantungkan penghasilan dari penjualan hasil budidaya ulat, mulai ternak hingga pengepulan untuk didistribusikan ke beberapa kota di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 

Kamis, 02 Agustus 2012

Mampir Pisan Candi Wringinbranjang


Candi Wringinbranjang

Mencari keberadaan candi ini sangat mudah, yakni berada di depan Candi Gunung Gedang, atau sekitar 100 meter. Sebab lokasi kedua candi ini sangat berdekatan, jadi jika ingin berkunjung ke candi  yang ada di lereng Gunung Gedang ini sekalian saja,.hehehe. Candi ini memiliki bentuk yang unik, yakni berbentuk persegi dengan atap lancip. Sekilas bangunan candi ini seperti rumah sederhana. Ukurannya sendiri sekitar 4x3 meter dengan tinggi sekitar 5 meter. Dengan bagian depan, ada pintu masuk dengan ukuran sekitar 2x1 meter. Sedangkan pada bagian depan dinding candi terdapat relief binatang dan ada beberapa lubang angin di dindingnya.

Rabu, 01 Agustus 2012

Mampir Candi Gunung Gedang


Candi Gunung Gedang

Cuaca panas saat Ramadan memang enak buat mampir di Candi Gunung Gedang, yang berada di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari. Lokasi candi yang berada di tengah hutan pinus ini sangat sejuk untuk beristirahat di tengah aktivitas siang hari yang panas. Itu jika memang ada aktivitas di wilayah Gandusari. Candi Gunung Gedang adalah candi peninggalan Kerajaan Majapahit, sekitar abad 14 M. Untuk menuju lokasi candi yang berada di lereng Gunug Gedang, rute yang ditempuh tidaklah sulit. Dari Kantor Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, hanya berjarak sekitar 5 km ke utara. Dari perkampungan terakhir, yakni Dusun Rejokaton, Desa Sumberagung, hanya berjarak sekitar 1,5 km dengan jalan tanah, yang melintasi perkebunan tebu dan hutan mahoni. Silakan mengikuti rute jalan tanah yang sudah ada atau bertanya kepada warga setempat, karena lokasi candi mudah ditemukan. Sebelum mencapai Candi Gunung Gedang, pengunjung terlebih dahulu menemukan Candi Wringinbranjang, yang berada di pinggir hutan pinus.

Kamis, 19 Juli 2012

Lukisan Raksasa Bung Karno masuk MURI


Akhirnya Bisa Masuk MURI

Ratusan warga Blitar, Jawa Timur, Rabu (18/7) mengkirab piagam MURI lukisan raksasa Bung Karno keliling Kota Blitar. Hal itu setelah lukisan raksasa Bung Karno ukuran 22 x 10 meter yang dibuat dalam rangka peringatan hari lahir Bung Karno, 6 Juni lalu lolos rekor MURI. Kirab dimulai dari halaman Istana Gebang, dimana lukisan raksasa itu dibentangkan sejak 6 Juni lalu. Tak hanya itu, ratusan peserta kirab juga berhenti di Makam Bung Karno untuk melakukan doa bersama. Selanjutnya piagam dan replika lukisan kembali dikirab menyusuri jalan protokol di Kota Blitar. Perlu diketahui, dalam piagam penghargaan MURI itu lukisan yang diprakasai Paguyuban Masyarakat Gebang Kidul (Bangkid) itu masuk rekor lukisan tertinggi dalam rekor MURI. Selain kirab piagam, di Istana Gebang juga digelar tasyakuran atas lolosnya lukisan tersebut dalam rekor MURI.

Sabtu, 30 Juni 2012

Kentrung, seni bertutur yang mulai terlupakan


Kentrung

Melihat pementasan seni tradisional Kentrung oleh Mbah Adam Sumeh (70), warga Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, di Amphitheater Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Kota Blitar, Jumat (29/6) malam. Seni sastra lisan atau seni bertutur yang diiringi tabuhan terbangan dan kendang berbagai ukuran ini berasal Tuban. Yakni menyebar pada masa penyebaran agama Islam di Jawa, pada zaman Walisongo. Pemberian nama Kentrung sendiri berawal dari suara yang dihasilkan dari alat musik tradisional tersebut yang berbunyi "trung-trung".

Kamis, 28 Juni 2012

Kirab Tumpeng Agung Penataran 2012


Ulang Tahun Candi Penataran ke 815

Ratusan warga dari berbagai daerah hadiri Kirab Tumpeng Agung Nusantara 2012 di Kompleks Candi Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kirab ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari berdirinya Candi Penataran, yang diperkirakan mulai didirikan pada 27 Juni 1197 silam. Agenda yang dilaksanakan Kamis (28/6) siang sangat menarik perhatian masyarakat sekitar. Tujuan kirab tumpeng agung ini tak lain untuk nguri budaya atau mengingat budaya di tengah masyarakat Kediri, Malang, dan Blitar. Karena wilayah ini pada zaman dulu merupakan wilayah Kerajaan Kediri, Singosari, dan Majapahit. Sehingga sudah sewajarnya masyarakat menghidupkan kembali kebudayaan yang mulai terkikis dan kesempatan ini merupakan yang pertama kalinya.

Kamis, 21 Juni 2012

Pencipta Fokker Lahir di Blitar


Anton Herman Gerard Fokker

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Fokker dirancang oleh Anthony Fokker, seorang warga negara Belanda. Bernama lengkap Anton Herman Gerard Fokker, ia lahir pada 6 April 1890. Tanah kelahirannya adalah Blitar, Jawa Timur. Waktu itu Blitar masih masuk dalam wilayah Karesidenan Kediri. Anthony Fokker adalah anak kedua dari pasangan pemilik kebun kopi, Herman Fokker dan Johanna Hugonia Wouterina Wilhelmina Diemont. Waktu umurnya menginjak 4 tahun, keluarga Fokker pindah ke Belanda dan tinggal di Haarlem.

Satryoko Pamerkan 22 Lukisan Bung Karno


Pameran 22 Lukisan Bung Karno

Terinspirasi kharisma Bung Karno, seorang seniman Blitar gelar pameran tunggal lukisan Bung Karno selama peringatan haul ke 42 wafatnya Bung Karno. Sebanyak 22 lukisan Bung Karno dalam berbagai kegiatan itu dipamerkan di halaman Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Kota Blitar. Bagi pelukis tunggal Satryoko (30) warga Sukorame, Kecamatan Binangun, semua lukisan yang dibuat dari cat akrilik itu merupakan bentuk nyata kekaguman pada Bung Karno. Sebab selama ini Satryoko yang merupakan pengagum Presiden pertama RI itu. Dan sebagai generasi muda saat ini sudah seharusnya menghormati jasa-jasa bapak pendiri bangsa. Dalam pameran  tunggal itu, Ir Soekarno digambarkan dalam berbagai pose mulai kunjungan kenegaraan hingga pose keseharian bersama keluarganya. Pameran ini akan diselenggarakan hingga Sabtu (23/06/2012) mendatang. Lukisan itu sendiri dihasilkan Satryoko dalam rentang waktu Januari - Maret 2012 usai pulang merantau dari Pulau Dewata sejak 2004 lalu.

Rabu, 20 Juni 2012

Haul 2012 Bung Karno, The Founding Father


Haul ke 42 Bung Karno

Peringati wafatnya Ir Soekarno ke 42, Rabu (20/6) malam ribuan warga Blitar, Jawa Timur, gelar doa bersama dan kenduri 1000 tumpeng. Lebih dari lima ribu warga Blitar Raya memadati komplek Makam Bung Karno (MBK) di Kota Blitar. Sejak sore hari, warga sudah berdatangan untuk menempati lokasi doa bersama di sepanjang Jalan Ir Soekarno. Mereka duduk berjajar sepanjang sekitar satu kilometer. Hadir dalam peringatan ini keluarga besar Bung Karno yang dipimpin Sukmawati Sukarnoputri. Perlu diketahui dalam doa bersama ini dihadiri perwakilan seluruh agama, selain itu pejabat muspida dari Kota Blitar dan Kabupaten Blitar juga hadir.

Jumat, 08 Juni 2012

Sejuknya Udara Petilasan Rambut Monte


Petilasan Rambut Monte

Petilasan di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari ini memiliki nilai historis Kerajaan Majapahit. Belum diketahui berasal dari zaman raja siapa, karena belum ditemukan angka tahunnya. Sumber airnya, memiliki keanekaragaman ikan-ikan langka yang ada sejak zaman dulu, yakni Sengkaring, Werik, dan Mangut. Pertama kali hutan di sekitar sumber air ini dibuka pada zaman penjajahan Jepang, sekitar tahun 1942. Masyarakat sekitar meyakini ikan-ikan itu tidak boleh diambil. Pepohanan pinus yang menjulang tinggi di kawasan wisata di perbatasan Blitar - Malang ini menambag sejuk suasana. Cerita lebih lanjut silakan mampir ke rumah Pak Kaseno (60) juru kunci Rambut Monte, rumahnya di belakang petilasan.

Rabu, 06 Juni 2012

Akhirnya Lukisan Raksasa Bung Karno Berdiri


Selamat Ulang Tahun Bung

Peringati hari lahirnya Bung Karno, malam ini warga Kota Blitar, Jawa Timur, pamerkan lukisan raksasa Bung Karno ukuran 22 x 10 meter. Rencananya lukisan ini dipamerkan di halaman Istana Gebang hingga 21 juni mendatang, atau tepat dengan tanggal wafatnya Bung Karno pada tahun 1970 silam. Dalam lukisan ini, Bung Karno digambarkan dalam posisi hadap depan siap santai, tangan kiri menggenggam tongkat komando, utuh mulai kepala hingga sepatu.

Kamis, 31 Mei 2012

Kirab Bedol Pusaka


Kirab Bedol Pusaka

Peringati hari lahir Pancasia 1 Juni, malam ini Pemkot Blitar gelar Kirab Bedol Pusaka dan Pawai Lampion. Kirab ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan dalam menyambut hari kelahiran Pancasila 1 Juni besok. Dalam kirab ini ada 5 lima Pusaka Nagari yang dikirab, yakni Garuda Pancasila, bendera Merah Putih, teks Pancasila, teks Pidato Bung Karno, foto Bung Karno. Pusaka tersebut dikirab sepanjang dua kilometer, perjalanan dari rumah dinas walikota hingga kantor Pemkot Blitar. Kirab pusaka ini diikuti sekitar 70 kelompok yang terdiri akademisi mulai SMP dan SMA/ hingga unsur pemerintahan mulai tingkat kelurahan hingga SKPD.


Selasa, 22 Mei 2012

Buku Wong Blitar


Wong Blitar

Kiprah Wong Blitar dari masa ke masa telah membuktikan bahwa Indonesia memiliki tokoh-tokoh yang tidak dapat dianggap sepi. Berangkat dari daerah yang dahulu dikenal dengan sebutan pedalaman Jawa, nyatanya Wong Blitar mampu mewarnai bahkan banyak memberikan kontribusi positif bagi bangsa Indonesia bahkan bagi dunia Internasional. Pada sisi yang lain, Wong Blitar juga pernah tercatat sebagai tokoh antagonis yang banyak dibicarakan dunia. Siapakah Wong Blitar?

(Ensiklopedia Orang Indonesia - Wong Blitar) oleh Hery Setiabudi dkk

Bagi yang minat silakan download buku digital ini di :

Kamis, 10 Mei 2012

Sepincuk Pecel Rukiyem buat Bung Karno


Ada yang unik pada saat pemugaran makam Bung Karno di Blitar tahun 1979. Suguhan makan siang bukan aneka hidangan lengkap dalam formasi prasmanan, melainkan nasi pecel. Usut punya usut, semasa hidup, setiap pulang ke Blitar, Bung Karno tidak pernah lupa makan pecel. Bahkan, ketika ia sudah menjadi presiden pun, kebiasaan itu tidak pernah hilang.
 

Sabtu, 05 Mei 2012

Mengenal Badugol, Blitar Asli Durian Gogolatar


Foto: yanu aribowo/radar blitar
Varietas Unggul: Supriyanto berada di kebun duriannya di Lingkungan Gogolatar, Kelurahan Kaweron, Kecamatan Talun

Dikenal sebagai Raja, Diakui Pemerintah

Musim durian telah lewat. Blitar sendiri ternyata memiliki durian asli, namanya Badugol. Jenis durian ini dinobatkan sebagai king of fruits (raja durian). Seperti apa? Berikut laporannya. 

Yanu Aribowo, Blitar

Durian jenis Badugol sendiri menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kabupaten Blitar. Sebab, durian ini asli varietas dari Blitar. Durian jenis ini memang berasal dari Lingkungan Gogolatar, Kelurahan Kaweron, Kecamatan Talun. Nama Badugol sendiri juga diambil dari singkatan kata Blitar Asli Durian Gogolatar (Badugol). Keistimewaan kualitias durian ini juga diakui dalam Festival Durian se-Jawa Timur pada tahun 1 Maret 2010 lalu di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur di Malang. Badugol saat itu dinobatkan sebagai Raja Durian. 

Senin, 09 April 2012

Suhendro Winarso, Kabag Tata Pemerintahan Kabupaten Blitar yang Juga Pedalang


Foto: yanu aribowo/radar blitar
PECINTA WAYANG: Suhendro Winarso memainkan wayang di sanggar di rumahnya kemarin.


Belajar Dua Bulan, Setiap Pentas Minta Dalang Dobel 

Di tengah kesibukannya sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan, Suhendro Winarso, 36, masih menyisakan waktu menyalurkan naluri berkeseniannya. Bapak tiga putri ini piawai memainkan wayang kulit. Berikut laporannya.

Yanu Aribowo, Blitar

Banyak orang mengira jika pria asal Lingkungan Karanganom, Kelurahan/Kecamatan Nglegok ini sosok pribadi yang keras. Namun dugaan itu tidaklah benar. Memang dilihat dari mimik wajahnya mengisyaratkan orangnya keras dan kaku. Tapi kenyataannya bertolak belakang dengan apa yang dikira selama ini. Suhendro Winarso sangat sumeh alias ramah. Itulah yang diungkapkan Suhendro atas persepsi seseorang, saat dikunjungi Radar Blitar di kediamannnya kemarin. Pembawaannya mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Dan sikap itu juga yang dibawanya dalam penyaluran hasrat berkesenian. Dia bergelut dengan pecinta kesenian khususnya wayang kulit, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Minggu, 08 April 2012

Brigadir Cahya Suryaningtyas, Anggota Polres Blitar yang juga Dalang

Yanu aribowo/radar blitar

BELAJAR DARI AYAH: Ki Cahyo Tatit saat pentas peringati HUT ke-65 Bhayangkara kemarin malam.


Setiap Pentas Selalu Selipkan Misi Kepolisian

Aktivitas Brigadir Cahya Suryaningtyas tidak melulu berurusan dengan penanganan kejahatan. Tapi, anggota Satreskrim Polres Blitar  memiliki skill dalam pedalangan.  Berikut laporannya. 

Yanu Aribowo, Blitar

Bagi Ki Cahyo Tatit, nama panggung Cahya Suryaningtyas, menjadi anggota Polri dan dalang bukan beban, apalagi saling bertolak belakang. Malah dalam pemikirannya, menjalani dua profesi itu bisa memberi kepuasan batin tersendiri. Menjadi polisi, dia dituntut untuk melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Begitu juga menjadi dalang. Dia juga melayani masyarakat dalam lingkup yang berbeda yakni menghibur masyarakat. 

Kamis, 05 April 2012

Lukisan Bung Karno 22 x 10 meter

foto istimewa panitia


 Tanamkan Nasionalisme, Buat Lukisan Bung Karno

BLITAR – Banyak cara bisa dilakukan untuk menanamkan nasionalisme dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Salah satunya seperti yang dilakukan warga yang tergabung Paguyuban Masyarakat Gebang Kidul (Bangkid), Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar. Mereka bakal membuat lukisan Bung Karno dalam ukuran raksasa, atau sekitar 22 x 10 meter. Bisa jadi ini bakal menjadi lukisan Bung Karno terbesar yang pernah ada.

Minggu, 25 Maret 2012

mbolang ke pantai serang


Mbolang ke Pantai Serang

hahaha,.pas ingat untuk memainkan HP mengambil gambar tempat-tempat menarik sepanjang perjalan menuju pantai Serang. jepretan pertama nyasar pada tugu perbatasan pintu masuk ke Desa Margomulyo, Kecamatan Panggungrejo. ini foto saat melintas di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sutojayan (smoga gk salah). cepreet,.dapat momen tugu perbatasan desa, sekaligus kecamatan Sutojayan dengan Panggungrejo. kalo diliat lumayan, moto pake tangan kiri sambil nyetir si Vega merah kesayangan,.hehehe

Sabtu, 17 Maret 2012

Mengenal Lebih Dekat Satu-satunya Pandita di Blitar, Singgih Pandita Suta Nirmala

SUCIKAN UMAT: Singgih Pandita Suta Nirmala saat memimpin memercikkan air tirta pangkulat kepada umat saat pimpin melasti.

Setiap Hari Baca Kitab, Tak Boleh Makan Enak 

Menjadi pemimpin umat Hindu merupakan panggilan hati Singgih Pandita Suta Nirmala. Lelaki asal Srorok, Garum, ini ingin mengabdikan hidup demi agamanya. Berikut laporannya.

Yanu Aribowo, Blitar

Kalem dan selalu ramah. Itulah sosok Singgih Pandita Suta Nirmala. Setelah memimpin sembahyang, pria 73 tahun itu turun dari panggung. Dia melepas  atribut kepanditaannya dan memilih istirahat di bawah tenda. 
Sejenak setelah istirahat, pria yang dituakan umat Hindu Blitar itu mendapat suguhan makan. Wajahnya terlihat letih setelah memimpin melasti selama empat jam itu. Begitu usai menyantap makanan, banyak umat mengajaknya berbincang-bincang. Baik seputar melasti maupun tentang persiapan serangkaian perayaan Hari Raya Nyepi 1933 Saka. Seperti Tawur Kesanga (4/3), Catur Brata Nyepi (5/3), dan Ngembag Geni (6/3), hingga puncak perayaan Hari Raya Nyepi pada Dharma Santi yang diselenggarakan pada Sabtu (9/4) mendatang. Saat terlihat senggang, kepada Radar Blitar, pensiunan guru Agama Hindu SDN Sidodadi 02, Kecamatan Garum, itu menuturkan panjang lebar tentang keputusannya menjadi pandita.

Kamis, 01 Maret 2012

Arumdaun Band

Arumdaun live on RTV, Blitar, Senin (27/2)

Arumdaun Band

Sebuah kisah sederhana dari individu personil Arumdaun, perjalanan hidup, kisah cinta, religius, yang berbaur pengalaman yang nyata membimbing kami masuk menuju dunia hiburan yang positif, yakni membentuk grup band 'Arumdaun'. Dari awalnya mengambil filosofi alam, Daun berarti ilmu, Arum berarti wangi, dan terpadu dalam niatan empat personil. Kami punya pengalaman hidup dan pengalaman itu adalah guru. Dan dapat diartikan lain ilmu adalah pengalaman dan arum/wangi, maka bisa diartikan ilmu yang terus mewangi. Meski hal itu berawal dari pengalaman pahit maupun manis, yang jelas pahitnya perjalanan hidup itu lebih banyak. Namun di dalam kepahitan itu, religi kami berpendapat ada kemanisan di dalamnya. Arumdaun sendiri dalam bahasa Korea juga berarti Indah. Semua personil band ini berasal dari wilayah Kademangan, Blitar Selatan.

Sabtu, 11 Februari 2012

Supalil, Persiapkan Generasi Juru Kunci Gong Kiai Pradah

Foto: yanu aribowo/radar blitar

40 TAHUN MENGABDI: Supalil memimpin upacara siraman gong Kiai Pradah yang digelar setiap Maulid. 

Sudah Renta, Penggendong Gong Diserahkan Putranya

Hampir 40 tahun Supalil memimpin upacara ritual siraman gong Kiai Pradah. Kini usianya yang sudah menginjak 86 tahun butuh generasi penerus. Siapa penerusnya, Mbah Palil telah mempersiapkannya. Berikut laporannya.

Yanu Aribowo, Blitar

Mbah Palil-begitu masyarakat menyapanya penjaga juru kunci gong Kiai Pradah di pendapa eks kawedanan Lodoyo di Sutojayan. Pria yang telah berusia 86 tahun ini merupakan generasi ketiga. Sebelumnya adalah naib Zainal Mustofa dan dilanjutkan  Imam Bukhori yang meninggal pada 1972 silam. Sejak meninggalnya Imam Bukhori, pria yang sebelumnya menjadi modin atau Kaur Kesra di Kelurahan Kalipang itu mendapat amanat menjaga pusaka Kiai Pradah.

Rabu, 08 Februari 2012

Yosephine Sudarti, Mantan Penyanyi Istana Kepersidenan RI di Jogjakarta


Senang Lihat Tamu Negara, Usai Menyanyi Langsung Mengejar Bung Karno

Yosephine Sudarti, 78, merupakan salah satu penyanyi istana di zaman Presiden Ir Soekarno. Sewaktu pusat pemerintahan Indonesia bertempat di Jogjakarta sekitar tahun 1947 silam, dengan bakat menyanyinya, perempuan ini malang melintang menghibur tamu kenegaraan kala itu. Berikut laporannya.

Yanu Aribowo, Blitar

Minggu, 05 Februari 2012

BATIK TUTUR (Batik Khas Blitar)




BATIK TUTUR (Batik Khas Blitar)


Di Kabupaten Blitar, sejak Tahun 1902 sebenarnya sudah berkembang kreatifitas orang Jawa (wong Blitar) dalam hal ’seni’ sekalipun materi dan sarana pendukung kreatifitas sangatlah terbatas pada saat itu. Dalam konteks ini, seni membatik mendapat peluang yang cukup bagus pada masa itu. Orang-orang Belanda memperhatikan kalangan kelas ’ndoro’ Jawa dengan memberi keleluasaan berkreasi, dibantu dengan keberadaan para pedagang dari Cina yang menyediakan bahan membatik berupa naptol hingga pewarna (wenter) di toko-toko kelontong pecinan.

Jumat, 27 Januari 2012

Gunung Pegat


Gunung Pegat

Lewat sisi utara gunung yang membelah Kecamatan Ponggok dengan Srengat jadi ingat zaman SMA 2000-an. Hahahaha,.,pegunungan yang memanjang dari barat ke timur itu pernah menjadi tempat menghabiskan malam bersama. Meski bukan dingin yang didapatkan, namun pemandangan malam hari dari atas gunung ini sangat menarik. Melihat sisi utara ada jalan beraspal di Desa Langon, Kecamatan Ponggok. Lampu sepeda motor pada malam hari menjadi hiburan tersendiri, dua sepeda motor yang tak sadar dilihat dari atas gunung itu menjadi bahan taruhan. Siapa yang paling depan mencapai tikungan. Hehehehe,.,. Tapi awasss nyamukk,.,ya

Bendungan Wlingi Raya (Jegu)