Rabu, 18 September 2013

Pencak Dor, Laga Para Pendekar


Diatas Lawan Dibawah Teman

Pencak dor, adalah seni beladiri  yang ada di wilayah Karesidenan Kediri. Kesenian itu besar tumbuh diwilayah Kediri, Blitar, Tulungagung dan Nganjuk. Kesenian ini, berasal dari kalangan Pondok Pesantren NU. Khususnya pesantren Lirboyo, Kediri dengan tokoh  KH Maksum Jauhari (Gus Maksum). Ia membentuk persatuan bernama GASMI ( Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia) yang kini masuk dalam wadah IPSNU Pagar Nusa dan IPSI  (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Kediri.

Sementara di Blitar ada tokoh yang namanya Mohammad Munir (Gus Munir) dengan wadahnya GOPI (Gabungan Olahraga Pencak Islam). Tokoh ini juga pendekar dari salah satu pesantren di Blitar dan sangat berpengaruh. Selain itu juga muncul satuan baru yakni Porsigal (Pendidikan Olah Raga Silat Garuda Loncat) dengan tokohnya KH Moh. Gholib, pendekar kepercayaannya KH Abdul Djalil Mustaqim (alm) dari Pesantren PETA Tulungagung. Hingga saat ini mereka masih melatih dan mendidik para pendekar. Hasilnya bisa dilihat saat ada pentas pencak dor. Organisasi ini juga salah satu anggota pendiri Pagar Nusa dan sudah bergabung dengan IPSI.

Kesenian ini hingga sekarang terus berkembang. Hampir setiap dua minggu sekali ada pagelaran dengan jumlah penonton rata-rata diatas 10 ribu penonton.  Ya... namanya kesenian dan budaya, meski ini olah raga keras tidak ada aturan yang baku. Peraturannya sangat sederhana. Dalam pertandingan para pesilat tidak boleh menggigit. Tidak boleh pakai cincin. Tidak boleh mencakar. Tidak boleh memukul atau menendang kemaluan. Apabila lawan sudah jatuh tidak boleh diserang. Tidak ada ronde atau babak. Pokoknya yang satu sudah jatuh tiga kali atau menyerah pertandingan harus selesai. “Memang tidak ada aturan baku. Aturannya hanya moral dan saling percaya kepada para wasil atau peladang," Mohammad Shobiri, pendekar asal Blitar.

Jadi tidak ada dendam diantara pesilat, meski dalam pertandingan terjadi cedera atau sampai ada yang KO istilah di Tinju. Karena dalam pencak dor itu ada semboyan “ Diatas Lawan dibawah teman”. Artinya saat bertanding di atas pentas kedua pesilat adalah lawan bertanding. Kalau sudah selesai mereka menjadi teman. Karena sejatinya mereka sama-sama santri pesantren. “ Jadi budaya ini tumbuh hingga sekarang,’’ tambah Mohammad Abdul Latif pendekar silat asal Kediri yang juga salah satu murid Gus Maksum.

Sumber:  http://www.nu.or.id/

Laga pencak dor ini berlangsung di lapangan Desa Kedawung, Kecamatan Nglegok, pada 10 November 2012 lalu.

1 komentar:

  1. blitar....mantap...pencak dor udah, skrg tiban gan....?????????

    BalasHapus