Senin, 01 Juli 2013

Kenari, Si Mungil yang Bersuara Merdu

 

Kicauan burung mungil bernama Kenari, ternyata banyak menarik masyarakat untuk membudidayakannya. Selain itu, proses budidayanya yang gampang-gampang susah, juga menjadi rasa penasaran tersendiri bagi pembudidaya, Mereka tertantang untuk mengembangbiakkan. Hal itu seperti yang dilakukan oleh Yayuk Setyaningtyas, 50. Sejak 2010 lalu, perempuan warga Dusun Parakan, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, ini menekuni budidaya burung Kenari.



Beberapa jenis burung Kenari yang dikembangkan Yayuk antara lain, Sunkiss, Romeo, Putih, Hanoman, dan Wortel. Dari beberapa jenis itu, Sunkiss merupakan yang paling bagus. Menurut dia, yang menarik dari burung Kenari adalah suara kicauan, dan perpaduan warna bulunya yang menimbulkan keindahan tersendiri bagi para penggemar burung mungil ini, khususnya bagi burung jantan. “Jika betina, selain keindahan warna bulu, juga kemampuan bertelur yang bagus yang menjadi pilihan,” ujar istri Suwanto, 55, ini.

Nah, meski bisa mendatangkan keindahan bagi penggemarnya, seperti halnya proses budidaya usaha lainnya, budidaya burung Kenari juga ada kendala. Salah satunya penyakit yang menjangkiti burung, sehingga bisa membuat burung tidak tumbuh maksimal atau bahkan bisa mati. Salah satu penyakit yang sering diderita burung ini adalah penyakit jamur kaki. Biasanya pembudidaya akan memberikan salep khusus jamur dan minyak tawon agar segera pulih.

Bagi pembudidaya pemula, disarankan untuk mencoba mememihara satu pasang terlebih dulu. Hal itu dilakukan agar bisa menguasai fase perkembangan mulai awal hingga bertelur dan menetas. Biasanya pada tahap awal bisa mengambil calon indukan berupa anakan umur sekitar 20 hari. Untuk anakan ini di pasaran biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 150 ribuan per ekor. Namun jika ingin mendapatkan hasil lebih cepat, bisa mencari calon indukan yang sudah siap bertelur dengan umur sekitar enam bulanan. Cara ini memang lebih baik dan cepat memberikan hasil, tapi harganya tentu lebih mahal, yakni sekitar Rp 500 ribuan untuk jantan, dan Rp 350 ribuan untuk betina. “Namun harga bisa berubah-ubah tergantung jenisnya,” jelas ibu tiga anak ini.

Untuk memilih calon indukan yang bagus, pembudidaya bisa memperhatikan beberapa ciri yang terlihat dari burung mungil tersebut. Ciri-ciri itu adalah, telapak kaki yang lembut, bulu halus, pergerakan lincah dan mata berbinar bening. Untuk jantan, postur badan besar dan panjang, sedangkan untuk betina lebih kecil dan panjang. Khusus betina, pilih yang bulunya tipis. Jika tebal biasanya lama bertelurnya. Indukan siap bertelur itu berumur antara enam hingga delapan bulan, dan pada umur ini sudah terlihat calon indukan yang baik dan biasanya sudah dijadikan sepasang.

Jika siap bertelur, dalam waktu sekitar 10 hari indukan tersebut sudah mulai bertelur. Dalam sekali bertelur biasanya betina mampu bertelur antara 4-5 butir. Pada waktu bertelur, burung jantan harus segera dipisahkan. Karena jika dibiarkan dalam satu kandang dikhawatirkan akan memakan telur yang dierami induk betina. Dalam waktu 15 hari masa mengerami telur tersebut bakal menetas. Baru setelah anakan berumur 15-20 hari, mereka dipisahkan. Biasanya anakan sudah bisa makan sendiri, kondisi bulunya mulai penuh, namun ekor belum terlalu panjang. Kalau jantan biasanya sudah ngriwik atau berbunyi tapi belum keras.

Asupan makan untuk setiap tahapan umur berbeda-beda. Semisal anakan kenari berumur antara 1-20 hari, asupan makanan yang diberikan adalah telur puyuh dan berbagai sayuran. Seperti sawi, gambas, dan selada yang sudah masak. Selanjutnya, anakan Kenari umur 20 hari hingga satu bulan, diberikan telur Puyuh dan sayuran seperti di atas. Namun untuk tambahan nutrisi juga bisa diberikan pakan jadi, yang bisa dibeli di kios-kios peternakan yang memang dikhususkan bagi burung Kenari.

Sedangkan untuk burung Kenari umur antara satu hingga enam bulan, asupan makanan adalah pakan jadi dan sayur-sayuran. Untuk telur Puyuh bisa diberikan seminggu sekali, dan jika udara sangat panas, bisa diberikan minuman penyegar agar burung tidak mudah sakit dan dehidrasi. Untuk pemberian asupan makanan bisa dilakukan pada pagi hari. Yakni untuk pemberian telur dan sayur-sayuran. Sedangkan untuk pakan jadi tetap standby di kotak makanan yang dikaitkan di kandang burung.

Setelah induk betina dipisahkan dari anak-anaknya, indukan ini lantas dijemur dan disemprot agar kondisi fisik kembali segar dan fit. Setelah tiga hari kemudian baru dimasuki induk jantan lagi. Dari proses pertemuan itu, keduanya akan kembali kawin. Dalam waktu antara seminggu hingga 10 hari, induk betina akan kembali bertelur. Indukan semakin lama akan mengalami penurunan produksi telurnya. Biasanya jika sudah mencapai umur dua tahun, kualitas indukan akan menurun. Salah satunya ditandai dengan jarak bertelur yang semakin lama, dan banyak telur yang tidak menetas.

Untuk kebutuhan kandang, bisa digunakan sangkar biasa yang umumnya dijual di pasaran. Untuk induk jantan disendirikan dengan cara digantung dan dijemur secara rutin. Sedangkan untuk betina, dibuatkan kandang khusus indukan dan digantung dengan posisi menempel di tembok. Dengan kondisi kandang yang kokoh dan tenang, membuat induk betina merasa nyaman dan maksimal dalam proses penetasan telur-telurnya. Di pasaran, harga burung Kenari jantan berkisar antara Rp 500 hingga Rp 600 ribuan, tergantung jenis dan kemampuannya berkicau. (ynu/ris)

 

Budidaya Kenari:

-        Pemula disarankan untuk mencoba mememihara satu pasang terlebih dulu. Hal itu dilakukan agar bisa menguasai fase perkembangan mulai awal hingga bertelur dan menetas
-        Tahap awal bisa mengambil calon indukan berupa anakan umur sekitar 20 hari. Namun jika ingin mendapatkan hasil lebih cepat, bisa mencari calon indukan yang sudah siap bertelur dengan umur sekitar enam bulanan.

 

Ciri-ciri Indukan yang Bagus:
-        Telapak kaki yang lembut
-        Bulu halus
-        Pergerakan lincah dan mata berbinar bening
-        Untuk jantan, postur badan besar dan panjang, sedangkan untuk betina lebih kecil dan panjang
-        Khusus betina, pilih yang bulunya tipis. Jika tebal biasanya lama bertelurnya
-        Indukan siap bertelur itu berumur antara enam hingga delapan bulan

Sumber: Yayuk Setyaningtyas, pembudidaya Kenari warga Dusun Parakan, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan

Sumber: Radar Blitar

 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar