Soekarni Kartodiwirjo adalah tokoh penting menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Beliau memimpin penculikan Soekarno-Hatta, dan membawa kedua tokoh tersebut ke Rengasdengklok, sehari sebelumnya. Tujuannya untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang dan Belanda. Hingga akhirnya, dimatangkan persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI. Beliau adalah anak kelima dari 10 bersaudara, urutannya Hono Kartodiharjo, Karmilah, Soekardi, Soekarlim, Soekarni Kartodiwirjo, Soekarti, Karmiyem, Endang Sartini, Endi Soekarto, dan Soekarjo. Mereka adalah anak pasangan Dimun Kartodiwirjo, seorang jagal sapi, dengaan Pijah, warga Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum. Kakek Soekarni adalah Onggo Merto, orang dekat Pangeran Diponegoro.
Pahlawan Nasional Indonesia ini lahir di Blitar, 14 Juli 1916 dan meninggal dunia di Jakarta, 7 Mei 1971, pada usia 55 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Dari perkawinannya dengan Nursiyah, Soekarni dikaruniai lima anak, yakni Luhantara (alm), Kumalakanta, 70, Pariyaluti Endarwati, 68, Gusmurbantoro (alm), dan Emalia Iragiliati, 64. Semasa hidupnya, Soekarni pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Peking, Tiongkok, sejak 1961 hingga Maret 1964. Selain itu, juga pernah ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 1967, dan beliau pernah mendapat Bintang Mahaputra kelas empat. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia, disematkan pemerintah awal bulan ini di Istana Negara, Jakarta. Penuturan: Kiswoto, 72 tahun, keponakan Soekarni
Pahlawan Nasional Indonesia ini lahir di Blitar, 14 Juli 1916 dan meninggal dunia di Jakarta, 7 Mei 1971, pada usia 55 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Dari perkawinannya dengan Nursiyah, Soekarni dikaruniai lima anak, yakni Luhantara (alm), Kumalakanta, 70, Pariyaluti Endarwati, 68, Gusmurbantoro (alm), dan Emalia Iragiliati, 64. Semasa hidupnya, Soekarni pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Peking, Tiongkok, sejak 1961 hingga Maret 1964. Selain itu, juga pernah ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 1967, dan beliau pernah mendapat Bintang Mahaputra kelas empat. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia, disematkan pemerintah awal bulan ini di Istana Negara, Jakarta. Penuturan: Kiswoto, 72 tahun, keponakan Soekarni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar