Kamis, 14 Juli 2016

Musala Al Ishaq (24)


Musala Al Ishaq di Dusun Mandesan, Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro, merupakan salah satu tempat ibadah kuno di wilayah Blitar timur. Dulunya, musala ini adalah sebuah masjid. Pada masa penjajahan, untuk menghindari patroli tentara Belanda, masyarakat rela menunaikan Salat Jumat di tepi Sungai Brantas. Tempat ibadah ini dibangun pada masa Kiai Hasan Duriyat, berupa bangunan masjid kecil sekitar 1850 silam. Kiai Hasan Duriyat merupakan salah seorang anak Kiai Ali Kartodjumeno, dari Lingkungan Kebonsari, Kecamatan Garum, yang merupakan seorang prajurit Pangeran Diponegoro.

Kemudian sekitar 1935 silam, bagian depan masjid lawas dibongkar dan ukuran bangunannya menjadi lebih kecil seperti saat ini. Dulunya, di halaman musala ada 10 pohon sawo yang merupakan ciri tempat ibadah yang dibangun prajurit maupun keturunan prajurit Pangeran Diponegoro. Di Desa Mandesan, keturunan Kiai Hasan Duriyat, menyebar di beberapa desa, yakni Nyai Kasibah (Wlingi), Kiai Burhanuddin (Mandesan), Nyai Asiyah (Mandesan), Kiai Abu As'ad (Jambewangi), Kiai Ahmad Nawawi (Mandesan), Kiai Amrun (Mandesan), Kiai Anwar Dawali (Mandesan), dan Nyai Hj. Siti Asmilah (Mandesan).