Gunung Pegat membelah wilayah Kecamatan Ponggok dan Srengat, karena bentuknya memang memanjang dari timur ke barat. Banyak jalur pendakian yang bisa dinikmati, mulai ujung timur di Desa Ponggok, hingga ujung barat di Kelurahan Srengat. Salah satunya yang menarik adalah jalur pendakian dari Desa Kawedusan (Ponggok), yang bisa ditempuh dari perkampungan sekitar 30-45 menit menuju puncak gunung. Selain pemandangan dari atas wilayah Ponggok dan Srengat, di atas puncak juga terdapat situs peninggalan purbakala. Reruntuhan yang diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Kadiri, ini dikenal sebagai petilasan Dewi Kilisuci, ketika bertapa di atas gunung. Namun sayang, reruntuhan yang didominasi batuan andesit itu tidak dirawat dengan baik. Terbukti, semak belukar dan sampah berserakan di lokasi bersejarah tersebut. Padahal, selain batu andesit penyusun candi, masih bisa ditemui yoni, umpak, kala, dan batu bata ukuran besar. Jika bisa dimanfaatkan dengan baik, Gunung Pegat bisa dijadikan objek wisata alam dan wisata sejarah dalam satu paket. Kini, tinggal kesadaran pihak terkait untuk memanfaatkan potensi yang sudah ada, entah dikelola secara swadaya atau dukungan penuh pemerintah.
Ku persembahkan karya kecil ini untuk Blitar Raya, semoga bermanfaat. Blog ini berisi tentang hal menarik di seputar Blitar Raya. Dengan wilayah 25 kecamatan kabupaten/kota, tentu sangat banyak hal menarik yang bisa dinikmati. Untuk itu karya sederhana ini hadir dan Insya Allah masih terus berkarya, karena masih banyak tentang Blitar Raya yang bisa dituliskan di sini. Tunggu karya berikutnya. AKU BANGGA JADI WONG BLITAR [ocehan si Ndanden]
Kamis, 08 Oktober 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Smoga pihak pemerintah daerah segera menyadari hal tersebut dan merup. Peluang untuk menjadikan Blitar kota pariwisata dan budaya,
BalasHapusaamiin smoga bisa jadi wisata alternatif di Blitar Raya ;)
BalasHapusBlitar kuto cilek seng kawentar
BalasHapus