Yanu Aribowo/Radar Blitar
Peduli Sesama: Rini menyerahkan bantuan yang dikumpulkan anggota JSB kepada Misdi.
Sering Gelar Kegiatan Keagamaan dan Santunan Anak Yatim
Meski bekerja sebagai buruh migran, tak menyurutkan para perempuan ini untuk berbuat hal positif di kampung halaman. Seperti yang digeluti Jamaah Silaturohmi Blitar (JSB) di Hongkong selama empat tahun terakhir yang sering menggelar acara sosial.
Yanu Aribowo
Berawal dari keinginan untuk mempersatukan dan mempererat tali silaturahmi antar Buruh Migran Indonesia (BMI) dari Blitar, beberapa perempuan asal Desa/Kecamatan Wonotirto, yang menjadi BMI di Hongkong menyatukan pandangan. Pasalnya bekerja di luar negeri sangat banyak tantangan dan godaan, sehingga jika tidak bisa menghadapinya bisa lupa dari tujuan awal bekerja di luar negeri. Dari sekitar 10-15 orang itulah akhirnya terbentuk JSB pada 14 Maret 2009 lalu. Dan sejak saat ini, selain mengumpulkan rezeki untuk keluarga, mereka juga menyisihkan penghasilan untuk membantu sesama di kampung halaman.
Dengan aktivitas ini, tidak hanya keluarga yang merasakan, namun juga tetangga yang membutuhkan. Meski bergelut dalam kegiatan sosial, dalam perjalanannya juga sempat terjadi perbedaan pandangan sehingga ada anggota yang keluar masuk, terus berkembang dan akhirnya tetap bertahan. Dalam perjalanannya, saat ini ada sekitar 100 anggota yang bergabung dalam JSB. Namun sekitar 90 persen anggotanya tetap perempuan dari Desa Wonotirto, yang merupakan kerabat dan tetangga. Sedangkan sisanya 10 persen berasal dari Banyuwangi, Ponorogo, Malang. Usia anggota jamaah yang diketuai Katin Zulaika ini berkisar pada 23-48 tahun. “Yang aktif rutin setiap minggu dan tanggal merah sekitar 50 orang,” jelas Humas JSB Rini Zulistrianawati.
Saat hari libur kerja, ada kegiatan rutin JSB, yakni tibaan, salawat, istighosah, yasinan, tahlilan, dan tadarus. Selain itu, juga sering mendapatkan permintaan tolong dari sesama BMI di luar JSB, seperti menggelar doa bersama untuk orang meninggal, dan syukuran bangun rumah. Untuk rutinitas tersebut, anggota JSB selalu berkumpul di taman pohon cemara di sebelah barat Victoria Park, dan menyebut markasnya dengan markas "Bawah Pohon Cemara".
Selain itu, dalam kegiatan keagamaan tersebut, dalam setiap pertemuan selalu diisi dengan agenda sosial pengumpulan dana. Mereka selalu meletakkan sebuah kotak amal di tengah lokasi berkumpul, sehingga setiap anggota JSB yang mau menyisihkan sebagian rezekinya bisa langsung dikumpulkan. Dalam setahun, setelah dana terkumpul segera digunakan untuk santunan anak yatim dan fakir miskin, serta santunan keluarga jamaah yang meninggal. Selain Desa Wonotirto, lokasi sasarannya adalah kampung halaman anggota lain yang berasal dari Blitar.
Proses distribusi dana sosial itu biasanya dilakukan dengan transfer kepada kerabat di kampung halaman. Dan langsung ditembuskan kepada ketua panitia santunan. Sedangkan jika kebetulan ada anggota JSB yang cuti dana sosial diberikan secara langsung. Dana tersebut berasal dari infaq rutin mingguan anggota JSB. Selain itu, juga ada dana insidental yang dikumpulkan diluar infaq dan salah satunya pada Lebaran 1434 Hijriah ini, jamaah ini memberikan bantuan sosial kepada Misdi, 60, warga Dusun Bululawang, Desa Bendo, Kecamatan Ponggok. “Jumlahnya tidak banyak, tapi setidaknya bisa meringankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Rini.
Pasalnya, meski masuk dalam kategori warga kurang mampu, namun Misdi tidak masuk dalam Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). (*/yog)
Sumber: Radar Blitar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar