Kicauan
burung mungil bernama Kenari, ternyata banyak menarik masyarakat untuk membudidayakannya.
Selain itu, proses budidayanya yang gampang-gampang susah, juga menjadi rasa
penasaran tersendiri bagi pembudidaya, Mereka tertantang untuk
mengembangbiakkan. Hal itu seperti yang dilakukan oleh Yayuk
Setyaningtyas, 50. Sejak 2010 lalu, perempuan warga Dusun Parakan, Desa
Plosorejo, Kecamatan Kademangan, ini menekuni budidaya burung Kenari.
Beberapa jenis burung Kenari yang dikembangkan
Yayuk antara lain, Sunkiss, Romeo, Putih, Hanoman, dan Wortel. Dari beberapa
jenis itu, Sunkiss merupakan yang paling bagus. Menurut dia, yang menarik dari
burung Kenari adalah suara kicauan, dan perpaduan warna bulunya yang
menimbulkan keindahan tersendiri bagi para penggemar burung mungil ini,
khususnya bagi burung jantan. “Jika betina, selain keindahan warna bulu, juga
kemampuan bertelur yang bagus yang menjadi pilihan,” ujar istri Suwanto, 55,
ini.
Nah, meski bisa mendatangkan keindahan bagi
penggemarnya, seperti halnya proses budidaya usaha lainnya, budidaya burung
Kenari juga ada kendala. Salah satunya penyakit yang menjangkiti burung,
sehingga bisa membuat burung tidak tumbuh maksimal atau bahkan bisa mati. Salah
satu penyakit yang sering diderita burung ini adalah penyakit jamur kaki.
Biasanya pembudidaya akan memberikan salep khusus jamur dan minyak tawon agar
segera pulih.
Bagi pembudidaya pemula, disarankan untuk
mencoba mememihara satu pasang terlebih dulu. Hal itu dilakukan agar bisa
menguasai fase perkembangan mulai awal hingga bertelur dan menetas. Biasanya
pada tahap awal bisa mengambil calon indukan berupa anakan umur sekitar 20
hari. Untuk anakan ini di pasaran biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 150
ribuan per ekor. Namun jika ingin mendapatkan hasil lebih cepat, bisa mencari
calon indukan yang sudah siap bertelur dengan umur sekitar enam bulanan. Cara
ini memang lebih baik dan cepat memberikan hasil, tapi harganya tentu lebih
mahal, yakni sekitar Rp 500 ribuan untuk jantan, dan Rp 350 ribuan untuk
betina. “Namun harga bisa berubah-ubah tergantung jenisnya,” jelas ibu tiga
anak ini.
Untuk memilih calon indukan yang bagus,
pembudidaya bisa memperhatikan beberapa ciri yang terlihat dari burung mungil
tersebut. Ciri-ciri itu adalah, telapak kaki yang lembut, bulu halus,
pergerakan lincah dan mata berbinar bening. Untuk jantan, postur badan besar
dan panjang, sedangkan untuk betina lebih kecil dan panjang. Khusus betina,
pilih yang bulunya tipis. Jika tebal biasanya lama bertelurnya. Indukan siap
bertelur itu berumur antara enam hingga delapan bulan, dan pada umur ini sudah
terlihat calon indukan yang baik dan biasanya sudah dijadikan sepasang.
Jika siap bertelur, dalam waktu sekitar 10
hari indukan tersebut sudah mulai bertelur. Dalam sekali bertelur biasanya
betina mampu bertelur antara 4-5 butir. Pada waktu bertelur, burung jantan
harus segera dipisahkan. Karena jika dibiarkan dalam satu kandang dikhawatirkan
akan memakan telur yang dierami induk betina. Dalam waktu 15 hari masa
mengerami telur tersebut bakal menetas. Baru setelah anakan berumur 15-20 hari,
mereka dipisahkan. Biasanya anakan sudah bisa makan sendiri, kondisi bulunya
mulai penuh, namun ekor belum terlalu panjang. Kalau jantan biasanya sudah ngriwik
atau berbunyi tapi belum keras.
Asupan makan untuk setiap tahapan umur
berbeda-beda. Semisal anakan kenari berumur antara 1-20 hari, asupan makanan
yang diberikan adalah telur puyuh dan berbagai sayuran. Seperti sawi, gambas,
dan selada yang sudah masak. Selanjutnya, anakan Kenari umur 20 hari hingga
satu bulan, diberikan telur Puyuh dan sayuran seperti di atas. Namun untuk tambahan
nutrisi juga bisa diberikan pakan jadi, yang bisa dibeli di kios-kios
peternakan yang memang dikhususkan bagi burung Kenari.
Sedangkan untuk burung Kenari umur antara satu
hingga enam bulan, asupan makanan adalah pakan jadi dan sayur-sayuran. Untuk telur
Puyuh bisa diberikan seminggu sekali, dan jika udara sangat panas, bisa
diberikan minuman penyegar agar burung tidak mudah sakit dan dehidrasi. Untuk
pemberian asupan makanan bisa dilakukan pada pagi hari. Yakni untuk pemberian
telur dan sayur-sayuran. Sedangkan untuk pakan jadi tetap standby di kotak makanan yang dikaitkan di kandang burung.
Setelah induk betina dipisahkan dari
anak-anaknya, indukan ini lantas dijemur dan disemprot agar kondisi fisik
kembali segar dan fit. Setelah tiga hari kemudian baru dimasuki induk jantan
lagi. Dari proses pertemuan itu, keduanya akan kembali kawin. Dalam waktu
antara seminggu hingga 10 hari, induk betina akan kembali bertelur. Indukan
semakin lama akan mengalami penurunan produksi telurnya. Biasanya jika sudah mencapai
umur dua tahun, kualitas indukan akan menurun. Salah satunya ditandai dengan
jarak bertelur yang semakin lama, dan banyak telur yang tidak menetas.
Untuk kebutuhan kandang, bisa digunakan
sangkar biasa yang umumnya dijual di pasaran. Untuk induk jantan disendirikan
dengan cara digantung dan dijemur secara rutin. Sedangkan untuk betina,
dibuatkan kandang khusus indukan dan digantung dengan posisi menempel di
tembok. Dengan kondisi kandang yang kokoh dan tenang, membuat induk betina
merasa nyaman dan maksimal dalam proses penetasan telur-telurnya. Di pasaran,
harga burung Kenari jantan berkisar antara Rp 500 hingga Rp 600 ribuan,
tergantung jenis dan kemampuannya berkicau. (ynu/ris)
Budidaya
Kenari:
-
Pemula
disarankan untuk mencoba mememihara satu pasang terlebih dulu. Hal itu
dilakukan agar bisa menguasai fase perkembangan mulai awal hingga bertelur dan
menetas
-
Tahap
awal bisa mengambil calon indukan berupa anakan umur sekitar 20 hari. Namun
jika ingin mendapatkan hasil lebih cepat, bisa mencari calon indukan yang sudah
siap bertelur dengan umur sekitar enam bulanan.
Ciri-ciri
Indukan yang Bagus:
-
Telapak
kaki yang lembut
-
Bulu halus
-
Pergerakan
lincah dan mata berbinar bening
-
Untuk
jantan, postur badan besar dan panjang, sedangkan untuk betina lebih kecil dan
panjang
-
Khusus
betina, pilih yang bulunya tipis. Jika tebal biasanya lama bertelurnya
-
Indukan
siap bertelur itu berumur antara enam hingga delapan bulan
Sumber: Yayuk Setyaningtyas, pembudidaya Kenari warga Dusun Parakan, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan
Sumber: Yayuk Setyaningtyas, pembudidaya Kenari warga Dusun Parakan, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar