KH Nur
Miftah, yang juga disapa Mbah Solihi ini mempunyai julukan Kiai Seribu Masjid.
Makam beliau berada di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Putri Raudlatul
Hanan, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, yang didirikannya pada 1995 silam. Selain
ziarah Ramadan, biasanya juga ada ziarah Kamis Kliwon malam Jumat Legi, dan Jumat
Legi malam Sabtu Pahing. KH Nur Miftah, wafat pada usia 77 tahun, yakni hidup pada
masa 25 Agustus 1932 hingga 27 Agustus 2009. Beliau meninggalkan seorang istri Nyai
Hj Muthmainah, 62, dan 10 orang anak. Julukan Kiai Seribu Masjid, ini karena semasa
hidupnya kiai kharismatik ini sering diundang untuk memberikan doa dan tumbal saat
mendirikan sebuah masjid. Yakni di beberapa kota, seperti di Blitar, Kediri,
Malang, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Jombang, hingga Surabaya.
bedug
BalasHapusrampak bedug
bedug vector
bedug masjid
bedug lebaran
bedug terbesar di dunia
bedug purworejo
للَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ , وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ , وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ , وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ , وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ , وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، وَأَدْخِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ , وَأَهْلا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ , وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ , وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ , وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ , وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ "
BalasHapusللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ , وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ , وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ , وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ , وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ , وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، وَأَدْخِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ , وَأَهْلا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ , وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ , وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ , وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ , وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ "
BalasHapus