Jumat, 22 November 2013

Teh Anget Kancane Gipang & Brondong Jagung


Malam hari ditemani jajanan tradisional Pak Narto, 48, warung sederhana di selatan rel kereta api (KA) atau depan Kantor Kepala Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, sungguh mantab!!! Teh hangat ditemani gipang dan brondong jagung, salah satu sajian yang digemari dan harganya murah meriah. Teh hangat segelas hanya Rp 1 ribu, dan jajanan tradisional seperti gipang dan brondong jagung, masing-masing seharga Rp 500. Bagi yang lewat malam hari dari arah Blitar - Malang, bisa mampir sejenak untuk berbagi rezeki dengan membeli dan istirahat.

Senin, 18 November 2013

Kompilasi Jajanan Tradisional


Jajanan tradisional meski sederhana tetap mendapatkan tempat di hati penggemarnya. Seperti jajanan lemet, klenyem, dan tahu petis, yang dijajakan Ibu Jamiati, ini. Setiap hari, ibu ini berkeliling ke berbagai tempat di Blitar, melayani penggemar jajanan tradisional ini. Dengan rasanya yang khas, manis dan gurih, jajanan ini dijual dengan harga murah meriah. Lemet dihargai Rp 1 ribu sepotongnya, klenyem dihargai Rp 600 per bijinya, dan tahu petis dengan irisan kecil dihargai Rp 1 ribu, dapat tiga potong. Monggo bagi penggemar jajanan tradisional, bisa berburu untuk menghilangkan rasa kangen terhadap jajanan ini.

Minggu, 17 November 2013

Parade Seni Beladiri Tradisional 2013 Mantab Pollllllll!!!!


Parade Seni Beladiri Tradisional di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Kauman, Kecamatan Srengat, pada Sabtu, 16 November 2013, sangat mantab. Malam Minggu di Srengat diisi unjuk kebolehan pencak dor, pertandingan tinju amatir, pertandingan wushu, dan bazaar rakyat. Monggo ini oleh-oleh dari nonton pencak dor semalam dan salut untuk para pendekar dan atlit, yang tetap konsisten jaga tradisi di tengah masyarakat. Jadwal pencak dor berikutnya di wilayah Blitar, 28 Desember 2013 di Desa Bangsri, Kecamatan Nglegok. Sukses selalu untuk bapak/mas M. Shobiri, Mubaidah, KH. Gholib Thohir, H. Imam Syafi'i Sulaiman, KH. Muhson Hasim, Miftakhul Khoirudin (Stack Poncogati), dan Imam Khasani.

Kamis, 14 November 2013

Prospek Kakao Menggiurkan


BLITAR – Pangsa pasar kakao yang sangat bagus, dengan peningkatan per tahun yang signifikan, bisa menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Bahkan data terakhir, penyerapan pasar kakao di Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar lima persen. Saat ini, di Indonesia kebutuhan kakao tak terhingga, dan produksi di negeri ini masih sekitar 600 ribu ton per tahun. Tentu dengan kondisi tersebut, masih terbuka peluang besar bagi pelaku usaha baru untuk menekuni budidaya Kakao. Untuk wilayah Kabupaten Blitar sendiri, saat ini masih mampu memproduksi sekitar 600 ton per tahun. Produksi itu berasal dari luasan lahan sekitar 3000 hektare, yang menyebar rata di 22 kecamatan. Dengan kemampuan tumbuh di berbagai medan, kesempatan ikut budidaya bahan baku coklat ini masih luas, karena kebutuhan nasional masih tinggi. “Sebab, kakao tidak bisa tumbuh di semua negara. Sementara semua negara membutuhkan kakao,” jelas Ketua Asosiasi Petani Kakao Jawa Timur, Kholid Mustofa.

Rabu, 13 November 2013

Kesenian Jaranan Tongkir


Jiwa seni anggota Paguyuban Kesenian Jaranan Tongkir Wargo Budoyo Ngudi Laras di Dusun Rejokaton, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, patut diacungi jempol. Dari awalnya hanya berupa grup pengamen jalanan, kini para seniman ini menjadi grup penampil panggung. Grup tongkir, memiliki alat perkusi dari bahan utama bambu dan muncul sekitar tiga tahun lalu di wilayah Gandusari, Garum, dan Wlingi. Menurut Eko Manowo, 44, anggota grup ini ada 22 orang, yakni penabuh gamelan bambu, penari, dan sinden. Sebenarnya kesenian ini hampir sama dengan kesenian kuda lumping pada umumnya, yang berisi kuda lumping, remo, singo barong, celengan, dan jaipong. Dan yang membedakan adalah perangkat gamelannya berbahan utama bamboo, sepeti demung, saron, kenong, bonang, dan gong.

Senin, 11 November 2013

Gedang Godok kancane Kacang Godok


Jajanan tradisional yang disuguhkan Mbah Damini, 60, warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, memang top. Setiap hari perempuan sepuh ini keliling ke berbagai tempat di Kota Blitar, untuk menjajakan pisang rebus dan kacang rebus. Dengan wadah yang digendong, hari demi hari perempuan ini sabar mengumpulkan rezeki yang tersedia di jalanan. Sepasang pisang rebus alias dua biji dijual seharga Rp 3 ribu, dan kacang rebus dengan takaran semangkuk kecil seharga Rp 3 ribu. Semangat Mbah, Sukses dan Sehat Selalu. :) Obah Mamah Ono Dino Ono Upo

Parade Seni Beladiri Tradisional 2013


Waaaah kayaknya bakal ramai. Parade Seni Beladiri Tradisional di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Kauman, Kecamatan Srengat, pada Sabtu, 16 November 2013, mulai pukul 18.30. Kegiatannya antara lain unjuk kebolehan pencak dor, pertandingan tinju amatir, pertandingan wushu, dan bazaar rakyat. Monggo bagi penggemar seni beladiri tradisional silakan merapat malam Minggu ini untuk menyaksikan unjuk kebolehan para pendekar dan atlit. Sukses selalu untuk bapak/mas M. Shobiri, Mubaidah, KH. Gholib Thohir, H. Imam Syafi'i Sulaiman, KH. Muhson Hasim, Miftakhul Khoirudin (Stack Poncogati), dan Imam Khasani.

Minggu, 10 November 2013

Ikan Gurami, Telur Menetas Dapat Duit


BLITAR – Pasar ikan Gurami yang masih luas, membuat budidaya ikan ini dilirik dan diminati pembudidaya di Blitar Raya. Seperti yang digeluti Suprianto, 46, warga Dusun Bakulan, Desa Bendosewu, Kecamatan Talun. Sejak 1995 lalu, pria yang biasa disapa Anto, ini sudah menggeluti budidaya ikan Gurami. Di Blitar sendiri, pembudidaya Gurami ada di beberapa kecamatan, antara lain Talun, Kanigoro, Selopuro, Sutojayan, dan Kademangan. Saat ini, untuk keberlangsungan usahanya, Anto memiliki ikan Gurami indukan sebanyak 180 ekor, yang terdiri dari betina 150 ekor dan jantan 30 ekor.