Rabu, 09 November 2011

Kisah Tukirin, mantan PETA yang Masih Hidup


Nyaris Tembak Supriyadi, Uang Pensiun untuk Kuliah Cucu

Tukirin selalu terharu ketika tiba 10 November. Mantan pejuang tentara Pembela Tanah Air (Peta) ini mengenang perjuangan pahlawan dulu. Kini di usianya yang menginjak 90 tahun merasakan kebahagian ketika melihat anak cucunya merasakan kemerdekaan. Berikut laporannya.

Yanu Aribowo, Blitar

Usianya sudah tak muda lagi. Usia Tukirin sudah menginjak kepala Sembilan. Dengan badan kurus dan tulangnya mulai ringkih menghabis masa tua di rumahnya sendiri bersama istri tercinta. Ditemui di rumahnya berukuran 6 x 3,5 meter di Dusun Bululawang, Desa Bendo, Kecamatan Ponggok, Tukirin hidup sendiri tak mau merepotkan anaknya. Padahal di sebelahnya, terdapat rumah Suprihatin, 45, anak bungsu yang bangunannya relatif lebih besar dan nyaman. Sebelumnya rumah mungil yang  antara ruang tamu dan kamar tidur berpadu menjadi satu itu terbuat dari  gedhek. Tapi, sejak setahun terakhir rumah itu telah mendapatkan bantuan renovasi dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.

Senin, 07 November 2011

Melihat Kelompok Arisan Hewan Kurban di Masjid Ussisa Littaqwa, Kota Blitar




Setahun Bayar Rp 350 Ribu, Satu Sapi Dibagi Tujuh Orang

Banyak cara dilakukan umat Islam agar bisa berkurban, terutama bagi yang belum mampu sendiri. Salah satunya dengan mengadakan arisan. Seperti dilakukan Kelompok 28 (K-28), kelompok arisan hewan kurban di Masjid Ussisa Littaqwa, Kota Blitar. 

Yanu Aribowo, Blitar

Kemarin pagi, usai menjalankan salat Id, panitia penyembelihan hewan kurban di Masjib Ussisa Littaqwa, Kelurahan Plosokerep, Kecamatan Sananwetan, langsung sibuk dengan tugas masing-masing. Sekitar 80 orang dengan seragam kaus biru, langsung bersiap melakukan prosesi penyembelihan hewan kurban di kawasan masjid yang masih dalam tahap renovasi itu. Tak tanggung-tanggung, Idul Adha 1432 Hijriah kali ini, di masjid itu menyembelih sebanyak 10 ekor sapi, satu ekor kerbau, serta delapan ekor kambing.